Rabu, 17 Oktober 2012

4.350.000

Kalau anda bukan seangkatan atau bahkan se-kampus saya, maka anda akan sedikit bingung dengan tulisan ini. Tulisan ini saya persembahkan khusus buat teman-teman seangkatan saya di Farmasi Poltekkes dulu.

4.350.000. Ada yang ingat pembayaran untuk apa itu? ya, PKL Industri. Anda harus membayar itu sebagai syarat untuk berangkat PKL Indsutri di Pulau Jawa dan Bali. Anda harus membayar langsung di Saudari Rukmiani Kadir atau Sukmawati, atau via transfer.

Singkat cerita, senin 21 Maret 2011 pun tiba. Hari keberangkatan menuju kota pertama, Jekardaaaah (baca: Jakarta). Ada yang berangkat sendiri, diantar keluarganya atau ngumpul di kampus untuk berangkat beersama-sama. Masalah terjadi disini. sampai pukul 12.00 Wita, Bus yang telah dipesan untuk menjemput teman-teman di kampus tidak dapat dihubungi. Dan kita harus Check-in pukul 14.30 wita. Saya pun ditelpon saudara Yohanes. Saya kebetulan menunggu di Jl. Perintis Kemerdekaan dengan saudara Hendrawan. Oke, bisa dapat bus dimana dalam keadaan mepet. Dan Alhamdulillah, berkat koneksi saudara Yohanes di bandara International Sultan Hasanuddin Makassar kita pun akhirnya mendapatkan bus yang mau menjemput di kampus baji gau. Tapi, masalah belum berakhir. Sopir bus maunya lewat Jalan Tol, lebih cepat dan terhindar dari macet katanya. Nah saya naik apa ke bandara kalau bus lewat tol? saya menelpon Saudari Atika Ongan yang kebetulan juga menunggu di Jl. Perintis Kemerdekaan untuk mengabarkan kalau bus mau lewat tol dan sepertinya tidak bisa menjemput kita. "Naik apama saya om kalau nda lewat daya bus?" tanyanya. Berkat lobi-lobi international yang sedikit alot, sopir bus pun mengalah dan akhirnya memilih melalui jalan non-tol. Selamatlah saya.
Setibanya di bandara praktis tidak ada masalah berarti. Masalah justru datang ketika saya ingin naik pesawat. Karna ini pertama kali bagi saya naik pesawat. 'nda dilepas ji sendal toh? nda diketuk-ketuk ji pintunya? siapa tau samlekum ki dulu kalo mau masuk?' tanyaku ke saudara Al-hasib. Beliau hanya tertawa. dan kami pun terbang. *kemudian mengalun lagu I Will Fly dari Ten 2 Five

Kami pun tiba di Jekardaaah. Setiba di Jakarta, telah ada bus PO. PRAYOGO yang menunggu kami. oh wait, bukannya Bandara Soekarno-Hatta itu di Tangerang-Banten yah? aah.. sudahlah. Kalian pun pasti tidak tahu kalau bandara itu ukan di Jakarta :)) Bus Prayogo langsung mengantar kami ke Hotel tempat kami menginap selama di Jakarta. Hotel Matraman namanya kalau tidak salah. Malam pertama di hotel lebih banyak di habiskan teman-teman untuk menyiapkan kunjungan besok. Dan yah, saya sedikit katrok. saya tidak tahu mengatur temperatur air untuk bak mandi. Kebetulan saya sekamar dengan saudara Muh. Idham dan Alhasib. Datanglah saudara Idham dengan penuh kesok-tahuan mengajari saya. Hasilnya? Air pada bak penuh, dan semuanya dingin, tidak sesuai pesanan saya yang maunya hangat. Malam pun berlalu.
Hari Kedua, Kunjungan ke Mustika Ratu. Hal pertama yang jadi bahan tertawaan adalah saudara Helnes Sanda Luden yang ngupil di bangku deretan belakang. 'wee helnes, berhentiko ngupil. bikin malu-malu mu' tegur saudari Ira Lestari. Kejadian lucu tidak berhenti disitu. Ketika menjelang akhir kunjungan, salah satu dari kita diberikan kesempatan untuk di make-up oleh make-up artist dari Mustika Ratu. Saudari Ira Lestari yang beruntung. MC pun memperkenalkan sang make-up artist. 'Dia juga orang Makassar loh' katanya. 'Mari kita panggil mas Odi'. HEEEH? Semua orang tertawa. Kenapa? Yah, semasa maba dulu saya pernah menggunakan nama samaran yang sama, ODI. OH SH*T, WHAT THE HELL! Setelah kunjungan di Mustika Ratu, kami melanjutkan perjalanan ke DUnia FANtasy ANCOL.  Wahan pertama yang saya naiki adalah Kora-kora. Bersama dengan saudara Al-Hasib dan saudari Yunita. Setelah itu kami lanjut ke Tornado dan Histeria. berpisah dengan Yunita, saya dan Hasib kemudian bertemu dengan Idham dan Bapak Hendra Stevani untuk mencari wahana lain. Roller Coaster pilihannya. Namun, di perjalanan menuju wahana itu saya bertemu Ibu Maria yang nampak pucat. Efek Kora-kora katanya. Kora-kora memang kejam saudara-saudara. HAHAHAHAHA. Sekitar 30 menit kemudian, saya kembali bertemu 'Genk' ku tadi untuk menuju wahana selanjutnya, Baku Toki. Mobil yang dikendarai kemudian saling menabrakkan diri, begitulah kira-kira inti permainan ini. Antrian nampak panjang, kami pun mengantri. Antrian tepat di depan kami pun masuk, artinya giliran selanjutnya kami. HP ku berdering, Aisyah rupanya 'kesiniko dulu. hilang dompetnya Sukma'. Ya Tuhan, ini mungkin bakal jadi pengalaman pertama dan terakhirku di wahana ini dan harus batal karena musibah ini. Saya lupa detail kejadiannya. Saya akhirnya cuma berusaha menenangkan Saudari Sukmawati sambil sedikit menghiburnya di selama di DUFAN sampai ke hotel. Perjalanan kami lanjutkan menuju Studio Trans7. Di perjalalanan, saudara AL-Hasib memberikan saya sebuah ide. 'Telpon di bus 2. Suruh kumpul uang tapi jangan sampai ketahuan Sukma. Kita kumpul uang seikhlasnya untuk saudari Sukmawati' kata saudara Al-hasib. 'OKE' kataku yakin. 'Ada pulsamu' lanjutku. HAHAHAHAHA  saudara Al-hasib tertawa. Saya ketua rombongan tak bermodal katanya. Sakarepmu lah bro, yang penting pulsaku nda habis :)). Saya lupa berapa tepatnya yang terkumpul. Setiba di tempat parkir, saya pun mencoba memberikan 'saweran' tadi ke Saudari Sukmawati. 'Ini Suke', ada tadi anak-anak kumpul uang buat kau. nda seberapa mungkin, tapi ini bentuk partisipasinya anak-anak ke kau' kataku. Saya biasa memanggil Sukmawati dgn panggilan Suke'. Saudari Sukmawati menangis menerima 'saweran' itu. Dan terima kasih banyak buat teman-teman semua katanya. Saya tidak mau membahas Trans7, mengecewakan. Terlalu panjang tulisan ini kalau saya bahas :))
Hari ketiga, check-out dan langsung menuju Monumen Nasional sebelum bertolak ke Bandung. Monas lagi ramai tampaknya, ada acara ulang tahun Satpol PP kalau tidak salah. Dan sebagian besar di Monas memang cuma foto-foto. Siapa yang paling eksis? Tak lain dan tak bukan Saudara Salman Al-Ayyubi. Sekitar jm 2.30 siang, kami meninggalkan Monas dan langsung menuju Bandung. Banyak cerita seru selama di Bus. Dan yang paling seru adalah usaha percintaan. Hasib yang kembali mendekati Nita, dan Haris selalu menjadi pengganggu di hubungan ini menurut Hasib. Helnes yang mencoba terus merayu Evelyn, bahkan terkadang Atika. Nur Isriani yang terus menggoda Hendra dengan lagu-lagu yang dinyanyikan. Dan Salman yang terus mencoba mendapatkan cinta dari saudari TriDesi. Dan tentu saja pasangan baru tapi diam-diam saudara Idris dengan Widy. Sementara Idham, Cintanya masih tak jelas rimbanya. Dia masih galau memilih antara Saudari Ira Lestari atau Anna. Ini PKL Industri atau Biro Jodoh pikirku. Oh iya, Bunda Egha juga dengan kandungannya. Saya lupa sudah berapa bulan waktu itu. Yah, sekitar setengah 7 kami tiba di Bandung. Sejuk atau mungkin lebih tepatnya Dingin jadi kesan pertama. Kebanyakan hanya berjalan-jalan dan belanja di Ciamplas yang memang terkenal dengan Distro-nya.
Hari Keempat, Kunjungan ke Biofarma adalah agenda pertama yang kami lakukan. Kunjungan ini jauh lebih mengecewakan. Setelah diberikan sedikit materi, kita diajak berjalan-jalan keliling Biofarma cuma untuk melihat gedung. Kunjungan macam apa itu? Setelah selesai, kaami langsung ke Obyek Wisata Tangkuban Perahu. Bau belerang dan udara dingin menyambut kami disini. Tak banyak kegiatan disini. Saya sendiri hanya membeli buah Strawberry yang masih sedikit muda. Banyak yang membeli boneka ukuran besar juga disini. Tapi yang paling saya ingat adalah DODOL. 'Boleh kakak, dodolnya kakak. murah ini' kata para penjual dodol ini. Mereka bahkan mengikuti sampai ke atas bus. Dan banyak yang yang terpengaruh dan membeli dodol ini. Hasilnya? HAHAHAHAHAHAHA Sudahlah. Kalian saja yang mengingat dan menertawakan diri kalian. Kami lalu melanjutkan perjalanan  menuju Cibaduyut. 'Yah, diskon 30% khusus buat rombongan Farmasi Makassar' kata manajer swalayan disitu. Saya pun bersemangat masuk. Dan ternyata, bukan selera saya yang banyak dijual disitu. Saya keluar dan mencoba mencari sepatu. Cibaduyut memang terkenal dengan produksi sepatu lokalnya. Perjalanan kami lanjutkan menuju Semarang
Hari kelima kami tiba di Semarang sekitar pukul 3 pagi. Saya langsung menuju kamar setelah check-in karena kelelahan selama perjalan. Terlalu lelah sehabis bercinta sepertinya. Dengan siapa?  u knom lah :)) Dan yah, saya menjadi orang terakhir yang bangun. Bus terlambat berangkat menuju Sido Muncul gara-gara saya. Sadar diri terlambat, saya pun membatalkan niat mandi. Jadi jika kalian mencium bau sedikit aneh di hari kelima, bisa jadi itu saya yang tidak mandi. di Sido Muncul menarik menurutku. Bukan materi atau ole-ole yang mereka berikan, tapi kebun binatang yang ada di pabrik itu. Ya, ini pertama kali saya melihat kebun binatang. Kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Daerah Istimewa Yogyakarta. Singgah untuk makan siang di Solo untuk bersantap siang yang diwarnai gelak tawa karna melihat saudara Salman yang merokok. Kami tiba di Yogyakarta sekitar pukul setengah 6 sore. Malamnya kebanyakan dihabiskan dengan mencari loundry untuk mencuci pakaian yang sudah kotor dan marah-marah kepada manajer hotel karena air yang tidak mengalir.
Hari keenam, kami langsung di bawa ke Jalan Malioboro dan Pasar Bringharjo. Kebanyakan hanya membeli batik. Disini pemandangan berpusat ke Saudara Hasib yang dikunjungi sang Pujaan Hati (lupa namanya) dari solo. Mereka berdua berbelanja batk bersama dan merasa Malioboro adalah punya mereka yang lain cuma ngontrak. Tapi sayang, si perempuan ternyata tidak berjodoh dengan Hasib, dia menikah dengan pengusaha dealer mobil. Malang betul nasibmu nak. Sore pun datang, kami kembali ke hotel. Malamnya, saya tidak tahu yang lainnya, tapi saya sendiri menghabiskan malamnya dengan berkeliling Jogja dengan orang spesial diantar mas-mas tukang becak. Malam minggu yang romantis :)))
Hari ketujuh, kunjungan ke Kraton Jogja. Karna saya tidak pandai berbahasa jawa, saya cuma menghabiskan waktu disini untuk menikmati rujak buah. Saya tidak paham dengan ucapan dalang-dalang itu, makanya kenapa saya lebih memilih menikmati rujak disini. Setelah itu, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Surabaya. Kami tiba sore hari. Dan malam harinya, Yohanes hilang. Setelah ditelpon, ternyata beliau menikmati kota Surabaya dengan caranya sendiri. Bertemu dengan teamn-teman sekampungnya tampaknya.
Hari kedelapan, Kunjungan pertama adalah Rumah Sakit Angkatan Udara Ramelan. Harus pakai sepatu, kos kaki, rok panjang buat cewe dan celana kain buat cowok dan harus berkemeja. Banyak betul aturan di RS ini. Inilah kunjungan kefarmasian yang kualitasnya terbaik menurutku. Saya pribadi banyak belajar disini, terutama masalah pelayanan Rumah Sakit. Yaah, lanjut. Selanjutnya menuju Jembatan Suramadu. Awalnya saya berpikir kita akan menikmati sate yang banyak di pulau Madura. Ternyata, kita hanya nyebrang dan kemudian berputar kembali menuju Banyuwangi sebelum menyebrang ke pulau Bali. Sebelum ke dermaga, ada satu tempat yang kita singgahi. saya lupa namanya. Tempatnya berupa usat perbelanjaan barang-barang berbahan dasar kulit.
Hari kesembilan, kami menyebrang dari Dermaga di Banyuwangi menuju Pulau Bali menggunakan Kapal Feri. Satu yang saya ingat disini, saudari Ramlah mabuk selama perjalanan. Tiba di pulau Bali, kami langsung di bawa ke wisma, katanya tidak ada hotel yang menerima check-in sebelum jam 7 pagi. Saya hanya tidur sesampai di wisma ini. Pukul 10 pagi saya dibangunkan, untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju Hotel yang akan kami temati selama 4 hari di Bali nanti. Hotel kami tepatnya berada di Denpasar, nama hotelnya saya lupa. Dan yah, saya kembali lupa kegiatan di sore-malam hari kecuali berenang di hotel.
Hari kesepuluh Kunjungan ke Teh Botol Sosro dan salah satu pabrik daging lokal di Bali. Kemudian ke tanjung benoa lalu berbelanja di Joger dan Ke Pantai Kuta.
Hari Kesebelas dihabiskan dengan banyak refreshing. Karna sudah tidak ada lagi kunjungan resmi. Pertama ke Tanah Lot lalu ke Sangeh. Saya dapat ole-ole dari penduduk lokal Sangeh berupa cakaran di muka dan leher. Selebihnya, saya hanya menghabiskan 3 biji durian disini, lagi-lagi bersama orang spesial. Malam-malam saya pun di Bali begitu nikmat, menikmati bali lagi lagi dan lagi bersama orang spesial. Saya betul-betul seperti berbulan madu di PKL Industri ini.
dan seterusnya....... saya lupa. HAHAHAHAHAHA begitu banyak yang saya lupa, mungkin pengaruh umur. Nantilah saya lanjut kalau sudah ingat atau ada yang mengingatkan


Begitu Senang selama perjalanan ini. Sampai lupa kalau ternyata banyak urusan yang menunggu di kampus. 
Ada yang mau mengulang msa-masa ini? Kita punya moment yang tepat dengan biaya yang jauh lebih murah. Moment itu adalah malam pergantian tahun 2012 ke 2013. Anda pasti sudah tahu yang saya maksud adalah rekreasi ke PPLH Puntondo Takalar. So, ayo deeh. Kapan lagi kita bisa bareng-bareng kan yah?


By the way, Jangan ada yang tersinggung setelah membaca tulisan ini. Ini hanya bercandaan saja.
Terima kasih sudah mau mengunjungi blog saya dan membaca tulisan ini.
Semoga anda sehat selalu dan tetap berada dalam lindungan-Nya. Wassalam

Senin, 15 Oktober 2012

FARMASI FOOTBALL CLUB (FFC)

Farmasi Football Club.....
Entah kapan mulai terbentuknya, tapi diresmikan pada tahun 2002(Lupa tanggalnya. Mohon dikoreksi jika salah). Sebuah organisasi yang terbentuk atas dasar kesamaan hobi, pecinta, penikmat dan pengamat sepakbola dengan berlandaskan kekeluargaan.
Tak terhitung berapa jumlah pasti anggota FFC. Yang jelas, sebelum ada IKA Farmasi Poltekkes, saya mengenal banyak senior-senior saya disini. Karna kenaggotaan FFC berlaku seumur hidup :)
Berikut beberapa nama Ketua FFC di masanya:
1. Andi Ismail (Periode 2002-2003)
2. Abd. Gafur (2003-2005)
3. Hasrul (2005-2006)
4. Umar (2006-2008)
5. Wahyuddin (2008-2009)
6. Sofyan (2010-2011)
7. Ihya (2011-2012)
8. Akbar (2012-....)
*Mohon dikoreksi jika saya salah

Semua punya karakter, kisah dan sejarah masing-masing diperiodenya.
Pada awal terbentuknya sampai pada tahun 2007, FFC lebih sering bermain sepakbla konvensional. Barulah pada tahun 2008 sampai sekarang, FFC lebih banyak bermain futsal. Mungkin dengan alasan lebih simpel dan tidak memerlukan pemain sebanyak sepakbola konvensional.
Pada masa kejayaannya (sekitar tahun 2001-2007), FFC menjadi salah satu tim kampus kesehatan yang disegani. Hampir selalu menjadi juara di tiap turnamen yang diikuti. Walaupun terkadang juga tidak mendapatkan juara, tapi FFC tetap disegani. Namun seiring berjalannya waktu, kejayaan FFC semakin lama semakin hilang. Mungkin faktor jumlah laki-laki di Farmasi Baji Gau yang semakin sedikit. dan juga pasti faktor 'hati' jadi penentu. Dulu, para senior saya bermain dengan hatinya. Mereka total dalam bermain karena mereka cinta FFC. Siri' na Pacce yang mereka pegang teguh.

Dibalik segala cerita kejayaan dan fanatisme FFC, ada 1 masalah yang tidak kunjung selesai sampai saat ini. Polemik yang terus ada di kubu FFC. Pilihan antara "Independen" atau dinaungi HMJ-Farmasi.
Ada tanggungjawab dan konsekuensi di setiap pilihan yang ada. Berikut akan saya jelaskan kelebihan dan kekurangannya menurut kacamata saya.
1. Independen
    Kelebihan jika FFC memilih untuk berdiri sendiri atau independen, maka FFC secara otomatis menjadi sebuah organisasi, tidak perlu mengikuti aturan dan kebijakan yang diterapkan HMJ-Farmasi. FFC bisa membuat kebijakan sendiri tanpa harus meminta persetujuan dari HMJ-Farmasi.
       Namun kekurangan dari pilihan ini adalah memungkinkan munculnya FFC tandingan dari HMJ-Farmasi. Dan hal ini sudah pernah terjadi pada tahun 2005. HMJ-Farmasi menganggap tidak ada lagi wadah yang dapat menampung minat dan bakat mahasiswa farmasi dalam bidang olahraga. HMJ-Farmasi pada periode itu menganggap 'the real' FFC itu tidak ada.
2. Dinaungi HMJ-Farmasi
       Kelebihan FFC jika dinaungi HMJ-Farmasi adalah FFC punya tempat tersendiri di lingkup HMJ-Farmasi. Setiap hal yang menyangkut olahraga (terkadang juga seni) dipercayakan kepada FFC. Dan tentu saja, FFC bisa mendapat pasokan dana dari HMJ-Farmasi.
       Namun kekurangan pilihan ini adalah FFC harus patuh dengan segala kebijakan dan aturan yang diterapkan oleh HMJ-Farmasi. Dan secara otomatis, status FFC bukan lagi organisasi. Karna seperti yang kita sama-sama ketahui, tidak dibenarkan jika ada organisasi di dalam organisasi. Ibaratnya, tidak mungkin ada rumah di dalam rumah.


Tapi apapun pilihannya, semua punya tanggungjawab dan konsekuensi. Semua kembali ke Ketua dan pengurus HMJ-Farmasi. Saya dan seluruh anggota FFC wajib mendukung keputusan yang dibuat oleh Pengurus FFC..

Terakhir mungkin, akan saya paparkan pendapat saya jika saya berada di posisi Ketua dan Pengurus FFC sekarang. Saya akan memilih pilihan Independen. Saya masih menganggap FFC sebagai organisasi dengan anggota yang jauh lebih banyak dibanding HMJ-Farmasi. Kualitas? Tidak perlu pertanyakan kualitas anggota FFC. Semua anggota FFC orang hebat. Percaya itu. 
Bagaimana dengan pengakuan dari kampus? Salah satu dosen Farmasi Poltekkes Makassar pernah berucap 'Jika FFC ingin diakui, maka FFC harus dinaungi HMJ-Farmasi'. Menurut saya, apa iya FFC masih perlu pengakuan? Semua orang sudah tahu FFC. Anggotanya tersebar di seluruh Indonesia. Semua dosen sudah tahu FFC. Bahkan, pada saat saya menjadi Ketua FFC, saya pernah membuat proposal yang ditandatangani Ketua FFC, Ketua HMJ-Farmasi dan Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Makassarr untuk diserahkan ke Direktorat. Hasilnya? Alhamdulillah pada saat itu kita diberikan bantuan dana. Artinya, pihak direktorat pun sudah tahu keberadaan FFC.
Bagaimana dengan keabsahan hitam di atas putih? Percayalah, FFC tidak akan pernah mendapat pengakuan Hitam di atas Putih dari pihak instansi kecuali FFC menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa yang dinaungi langsung oleh BPM/BEM.

Semua kembali ke harmonisasi Pengurus FFC dan HMJ-Farmasi. Selama kebijakan keduanya tidak ada yang saling mengusik, Insya Allah kedua organisasi ini akan tetap berjalan sebagaimana mestinya. Dan sekali lagi, ini hanya pendapat pribadi penulis. Semua orang bebas mengutarakan pendapat kan? :)

Terakhir akan saya bagikan beberapa foto FFC dari masa ke masa yang saya punya. maaf jika tidak semua anggota FFC ada dalam foto.






Terima Kasih telah membaca dan mengunjungi blog saya yang sederhana ini.
FORZA FFC :))

Minggu, 14 Oktober 2012

First Story (Louisa Necib)

Assalamu Alaikum Wr Wb


Hallo bloggers dan anda yang sudah mengunjungi blog (gratisan) pertama saya. Dan ini adalah coretan pertama saya. Harap maklum lah yah kalau masih acakadut. Namanya juga pertama. 11-12 lah sama pertama kali kalian ciumn. #ehh maaf. Kok jadi porno gini yah. sudahlah.

Oke, Hal pertama pertama yang mau saya bahas dan share dengan kalian adalah tentang sepakbola. Olahraga favorit saya dan mungkin 70-80% masyarakat Indonesia lainnya. Cuma kali ini agak Anti-Mainstream. Saya mau ngebahas pesepakbola wanita favorit saya. Louisa Necib. Pemain Tim Nasional Putri France. Ini dia salah satu fotonya:
Sumber: http://www.footballzz.co.uk/foto.php?id=80134


Gimana? Cantik kan? iyalah. selera saya mana ada yang jelek :p 
Selain cantik, doi juga punya skill yahud. Louisa Necib lahir 23 Januari 1987 pemain timnas Prancis keturunan Aljazair. Oleh media dia mendapat julukan Zidane versi perempuan. Ini bukan karena persamaan latar belakang yang sama-sama keturunan Aljazair, berposisi sama (Gelandang Serang) dan memulai karir di Merseille. Tapi karena Necib memang mempunyai skill yahud layaknya legenda Prancis Zidane. Necib memulai karir profesionalnya di klub CNFE Clairefontaine dari tahun 2004-2006. Setelah itu pindah ke Montpellier selama semusim lalu di tahun 2007 sampai sekarang bermain di Lyon.


Karena ini tulisan pertama saya, sekali lagi mohon maaf kalau masih cakadut. 
Sebelum semakin amburadul, ada baiknya saya akhiri tulisan saya ini.
Terima kasih telah mengunjugi blog saya

Wassalam 

Tiada Ilmu Tanpa Rasa di Farmasi (TITRASI)

10 Agustus 2008 adalah awal dari sebuah perjalanan hidup 56 orang mahasiswa Farmasi Poltekkes Makassar. PPS, Pengenalan Program Studi. Itulah nama kegiatan yaang mengenalkan saya dengan 55 orang 'asing' ini. 1 hal yang langsung menjadi pertanyaan saya, 'Inikah orang-orang yang akan menemaniku melewati masa perkuliahan 3 tahun ini?'. Saya kemudian berpikir positif, Tuhan pasti memberikan apa yang saya butuhkan, dan saya yakin mereka adalah yang terbaik.

Suasana PPS Jurusan 22-23 Agustus 2008
Dan hari-hari bersama mereka pun terlalui. Ada suka dan ada duka. Mengenal karakter mereka satu per satu dengan rutinitas kampus yang (sangat) membosankan. Ruang kelas, Laboratorium, Kost, buat laporan dengan jawaban 'ACC' atau 'perbaiki', dan seterusnya. Kalau ada yang membuat betah di kampus itu, yah 55 orang inilah.
Di hari pertama pra-PPS, Muh. Idham Haliq. AMD.F orang yang pertama kali saya kenal. Menyusul Hendrawan. AMD.F dan Al-hasib. AMD.F yang kemudian menjadi teman sekamar saya di kost-kostan. Dan entah mengapa di zaman PPS ini saya sanga membenci Helnes Sanda Luden, AMD.F. Sepertinya faktor iri kepada beliau. Kenapa dia yang direkrut ke paduan suara? Padahal suaraku masih lebih bagus pikirku (sorry bro, cuma waktu itu saja. sekarang masih sama :p ).

Hari-hari terus berlalu. Setelah berkutat di beberapa mata kuliah dasarr semester I, Mikrobiologi dengan bapak DR. Drs. Natsir Djide, M.Kes., Apt. di semester II, Statistika dan Farmasi Fisika di semester III, Farmasi Klinik dan Farmasi Rumah sakit di semester IV dengan ditandai harus berpisahnya kita dengan salah satu teman lainya, Nurlela yang harus cuti karena mengalami gangguan kesehatan. 
Dan tibalah kita di semester V. Semester yang selalu ada dipikiran saya akan menjadi semester santai. Tapi, Sh*t kebijakan baru diterapkan. Semester V kita harus sudah menyetor Judul Karya Tulis Ilmiah (KTI) untuk kemudian disetujui menjadi Judul KTI nantinya. Tapi yah, karna pada dasarnya saya orangnya santai dan masih terpengaruh film "3 Idiots" ALL IZZ WEELL, itu tidak jadi masalah. Semester V tetap menjadi semester tersantai menurutku. Atau justru semua semester itu santai? :)
Setelah melewati tahap demi tahap Proposal KTI, dihadapkanlah kita pada test pertama. Seminar Proposal atau lebih tepatnya saya sebut 'Seminar Saran dan Curhat paccapu doe'.

Selalu ada suka di balik duka. Dan yah, PKL INDUSTRI atau lebih tepat disebut "Jalan-jalan keliling Pulau JAWA". Satu-satunya hal menyenangkan yang di fasilitasi kampus yah cuma ini. Terlalu panjang kalau saya menceritakan ini. Beberapa doto di bawah ini bisa menjadi gambaran buat anda:









Apa anda melihat wajah sedih disitu? yaa. Tidak ada. Rp. 4.350.000 yang kita keluarkan seperti terbayar puas dengan semuanya. Huaaaah, sangat menyenangkan 12 hari itu. Apalagi saya, saya seperti bulan madu disana :) Nikmat memang jika kita bahagia menjalaninya. Dan ya, bahagia juga terkadang mahal.

Namun sekembali dari PKL Industri, ada banyk tugas yang menunggu. Membuat laporan PKL Industri, Musyawarah Besar HMJ-Farmasi buat teman-teman yang jadi pengurus, Konsultasi KTI dan PKL Klinik. ALL IZZ WEELL. Semua kembali terlewati dengan kisah dan sejarahnya masing-masing.

Ujian Akhir atau yang biasa kita sebut 'Ujian Meja' (2011lupa tanggal tepatnya). Takut, gugup, berdebar-debar dan berbagai perasaan yang menyatu di dalam dada ketika tiba hari bersejarah ini. DAN SAYA TETAP SANTAI. HAHAHAHAHAHA. Saya berpikir, Entah apa yang harus membuat saya takut ataupun gugup di moment itu. Saya masih tetap dapat menikmati sebatang rokok dan bercanda beberapa menit sebelum tiba giliran saya. Dan hasilnya, ALL IZZ WEELL.

ohh wait, ada 1 moment yang sepertinya terlewatkan. Ujian Kompetensi.
ahh, sudahlah. Saya malas membahasnya. Toh tidak diakui juga hasil ujiannya.

YUDISIUM. Poin penting dari yudisium adalah Mendengar pidato tidak jelas, hasil IPK masing-masing, foto-foto dan yang pasti Kami resmi menyandang gelar AHLI MADYA FARMASI.



Dan inilah puncaknya, 12 Oktober 2011. WISUDA. Saya bahagia sekaligus sedih di moment ini. Bahagia karena akhirnya saya merasakan yang namanya wisuda, tidak kuliah lagi, dan di kampus saya sudah menjadi super Senior. Dan saya Sedih karena mulai esok harinya, 13 Oktober 2011 saya kembali resmi menyandang status PENGANGGURAN.


Itulah mungkin sedikit kisah kuliah selama 3 tahun yang bisa saya bagi. Maaf jika banyak detail-detail yang terlewatkan. Karna kalau harus menulis semua detailnya, saya mungkin harus menerbitkan sebuah buku yang jumlah halamannya hampir sama dengan Farmakope Indonesia Ed. III :) Senang mengenal anda semua.
Terima kasih telah membaca dan mengunjungi blog saya. Silakan memberi komentar apapun sesuka hati anda.
Wassalam



* PS: Beberapa foto saya ambil dari Facebook Salman Al-Ayyubi AMD.F dan Hendrawan AMD.F. Maaf jika fotonya pecah. Dan maaf jika saya tidak menyebutkan nama anda satu per satu. Saya tidak menyebut bukan berarti saya tidak mengingat anda :)